Sejarah Radio di Indonesia

Sejarah Radio di Indonesia

Sejarah Radio di Indonesia – Indonesia memiliki banyak sekali sejarah yang bisa kamu petik dan ambil segala yang baiknya. Sejarah yang ada tidaklah hanya satu atau dua saja, ada banyak. Salah satu sejarah yang ada di Indonesia adalah sejarah penemuan radio.

Radio di era kolonial Belanda, bentuk perlawanan terhadap penjajah

Sejarah panjang radio di Indonesia bermula ketika Belanda sadar akan efektivitas jalur komunikasi udara. Dalam buku Sedjarah Radio di Indonesia yang diterbitkan Kementerian Penerangan RI pada 1953, Belanda menggunakan radio untuk menyampaikan pesan seputar perdagangan.

Sadar akan potensinya, segelintir masyarakat Indonesia bercita-cita untuk memiliki saluran radio sendiri. Dengan modal urunan seikhlasnya, akhirnya masyarakat Indonesia berhasil mendirikan Bataviase Radiovereniging (BRV) pada 16 Juni 1925. BRV menjadi radio pertama yang digunakan masyarakat Indonesia untuk melawan propaganda Belanda.

BRV menjadi inspirasi bagi sejumlah daerah untuk melahirkan radio-radio lokal. Salah satu radio daerah yang paling berpengaruh adalah Solose Radiovereniging (SRV) yang berdiri di Surakarta pada 1 April 1933. Kala itu, radio hanya bisa dinikmati oleh kalangan elite. Hanya 20 bangsawan yang diketahui mendengarkan radio.

NIROM yang merupakan radio milik Belanda merasa khawatir dengan tumbuh suburnya radio lokal. Alhasil, NIROM mengurangi subsidi yang sebelumnya diberikan kepada radio daerah. Subsidi akan diberikan lebih apabila pengurus radionya bertambah. Akan tetapi, pada masanya, pengurus struktural harus memiliki radio, yang mana setiap pemiliknya akan dibebankan pajak. Karenanya, banyak radio lokal terpaksa gulung tikar akibat syarat yang melilit.

Salah satu upaya melawan penjajah adalah dengan membentuk perserikatan radio ketimuran (istilah lain dari Indonesia). Perwakilan dari VORO (Jakarta), VORL (Bandung), MAVRO (Yogyakarta), SRV (Surakarta), dan CIVRO (Surabaya), sepakat menjadikan M. Sutardjo Kartohadikusumo sebagai ketua Perserikatan Perkumpulan Radio Ketimuran (PPRK) pada 28 Maret 1937.

Dengan menyetujui syarat-syarat tertentu, akhirnya NIROM bersama pemerintah kolonial mengizinkan radio ketimuran untuk beroperasi. PPRK pertama kali mengudara pada 1 November 1940 menggunakan pemancar Nirom. Alotnya perizinan membuat rencana penyiaran tertunda selama tiga tahun.

Baca Juga : Senjata Kuno Bersejarah

Radio dan proklamasi di era kolonial Jepang, cikal-bakal berdirinya RRI

Kemenangan Jepang atas sekutu, memaksa Belanda untuk meninggalkan Indonesia. Kebijakan awal Jepang adalah menghidupkan kembali siaran-siaran radio. Sepanjang 1942-1945, Jepang menyita perangkat penyiaran di daerah-daerah. Mereka juga memutus sambungan ke luar negeri. Masyarakat hanya boleh mendengarkan radio Hoso Kanri Kyoku.

Kendati begitu, Jepang tidak mematikan kesenian tanah air. Mereka menyajikan musik dan kesenian Indonesia untuk “menghibur” mereka yang memiliki radio. Inilah yang menyebabkan kesenian Indonesia tidak punah walau dijajah lebih dari tiga abad. Di luar itu, masyarakat hanya mendengarkan pencapaian Jepang pada bidang pembangunan.

Pada 14 Agustus 1945, ketika Jepang menyerah tanpa syarat, pegawai radio berbondong-bondong membantu golongan muda untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Sayangnya, gelagat mereka terendus oleh Jepang. Sehingga, pada 15 Agustus 1945, tentara Jepang yang masih berkuasa menjaga ketat Gedung Siaran Radio.

Ketatnya penjagaan tentara Jepang menyebabkan proklamasi yang dibacakan pukul 10.00 WIB pada 17 Agustus 1945, tidak bisa disiarkan melalui radio. Tidak ada satupun pegawai radio yang diizinkan keluar-masuk gedung yang berada di Merdeka Barat 4 dan 5. Adalah Sjachrudin dan Jusuf Ronodipuro yang memiliki andil besar dalam menyiarkan teks proklamasi.

Sjachrudin, wartawan kantor berita Domei, berhasil melompati pagar sehingga bisa menyampaikan teks proklamasi kepada Ronodipuro, penyiar yang kelak memimpin Radio Republik Indonesia (RRI) Biro Jakarta. Proklamasi akhirnya dibacakan dalam Bahasa Indonesia dan Inggris pada pukul 19.00 WIB. Kabar kemerdekaan tersebut berhasil terpancar hingga Australia.

Seiring kekalahan Jepang, pemerintah Indonesia mengambil alih stasiun radio Jepang yang tersebar di berbagai daerah. Dari sinilah cikal-bakal RRI berdiri hingga diresmikan pada 11 September 1945 di kediaman Adang Kadarusman, di Gang Menteng Kecil.

Related posts