Sejarah Kerajaan Di Jatim Paling Kaya

Sejarah-Kerajaan-Di-Jatim-aya-1

daftarpeninggalandunia – Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur (Jatim) setidaknya telah melakukan proses ekskavasi pada enam temuan situs baru di beberapa kabupaten/kota sepanjang 2019. Jumlah ini belum termasuk temuan lainnya yang belum diproses lebih lanjut.

Mengenai fenomena ini, Sejarawan dari Universitas Negeri Malang (UM), Dwi Cahyono mengungkapkan pendapatnya. Menurut Dwi, kondisi ini tak lepas dari jejak sejarah di Jatim.

“Peninggalan Hindu-Buddha di Jawa Tengah (Jateng) dan Jatim itu paling kaya dibandingkan daerah lain. Sejak awal tarikh Masehi hingga abad 16. Kanjuruhan menjadi Kerajaan Hindu-Buddha tertua di Jatim. Berdasarkan sumber data teks maupun kebendaan, kerajaan tersebut muncul sekitar akhir abad ke-7 hingga pertengahan abad ke-8.

Kemudian Kerajaan Mataram mulai menggeser pusat pemerintahannya di Jatim sekitar 929 hingga 1029 Masehi. Lokasi pusat pemerintahannya berpindah di beberapa daerah. Oleh sebab itu, peninggalan sejarahnya pun berpencar.

“Jadi enggak betul Mataram mesti di Jateng. Paruh mana dulu? Kalau paruh satu, iya. Kalau paruh kedua, pusatnya di Jatim dan peninggalannya dominan (dari aspek jumlah–red) di Jatim,” jelas Dwi.

Sejarah-Kerajaan-Di-Jatim-Paling-Kaya

Jatim juga memiliki jejak kerajaan Kadiri atau Panjalu dan Jenggala. Kemudian Kerajaan Singhasari yang didirikan Ken Arok sekitar 1222 hingga 1292 Masehi. Berlanjut Kerajaan Majapahit yang menguasai Jatim dari 1293 sampai 1527 Masehi.

“Ada Kanjuruhan, Mataram, Kadiri dan Jenggala, Singhasari dan Majapahit yang pusat pemerintahannya di Jatim. Jadi kenapa di Jatim temuannya subur? Ya karena itu. Walau enggak gede (temuannya), tapi banyak. Ada di dataran rendah, lereng, puncak gunung, pedalaman, pesisir dan sebagainya,” jelasnya.

Di antara sejumlah kerajaan, Dwi tak menampik, Majapahit merupakan terbesar di antara lainnya. Oleh karena itu, setiap penemuan di Jatim selalu dikaitkan dengan kerajaan tersebut. Terlebih, apabila temuan yang didapatkan berupa batu bata.

“Itu seolah-olah di-Majapahitkan. Enggak tepat itu. Memang banyak temuan Majapahit terbuat dari batu bata, tapi enggak melulu Majapahit,” tegas Dwi.

Baca Juga : Sejarah Peninggalan Kerajaan Siak

Situs yang ditemukan di Jatim bisa berasal dari lintas masa atau kerajaan. Dia menyontohkan bagaimana sesungguhnya pendirian dan pelestarian Situs Kidal dan Jago di masa lampau. “Itu era Singhasari, tapi di era Hayam Wuruk sempat direnovasi. Walau peninggalan itu dari Singhasari, tapi bentukannya sekarang ada produk masa Majapahit. Majapahit pernah menangani itu,” tegasnya.

Dwi berharap, penentuan masa berdirinya situs yang ditemukan saat ini dapat dilakukan secara hati-hati. Tidak semua situs yang ditemukan berasal dari masa Kerajaan Majapahit. Para peneliti perlu mengidentifikasikan secara detail, baik dari segi bentuk, fungsi dan usia.

“Seperti Candi Jago itu arsitekturalnya dari Majapahit tapi dari segi arcanya Singhasari. Jadi harus hati-hati mengidentifikasikannya, dibutuhkan lintas sumber data,” tambah Dwi.

Related posts